
Kelebihan yang pertama adalah walaupun didiamkan, harga properti akan tetap naik secara otomatis. Tanpa melakukan trik khusus, dipakai atau tak dipakai, harga properti akan naik, minimal 10% per tahun.
Kelebihan yang kedua yaitu harga properti akan naik saat direnovasi atau dipercantik. Hal ini tak dipunyai instrumen investasi yang lain. Instrumenlain kebanyakan hanya bermain di harga (naik-turun).
Kelebihan yang ketiga adalah harga properti akan meningkat bila mempunyai potensi yang lain. Contohnya, pertumbuhan ekonomi di sekitarnya bagus, lokasi hoek, dan lain sebagainya.
Kelebihan investasi properti yang lain yakni harga properti akan menjadi jauh lebih mahal saat "dikaryakan". Misalnya, ada rumah dengan 3 kamar berukuran 90 m2, namun harga keduanya dapat berbeda. Contohnya, rumah A dikontrakkan atau dikoskan sementara rumah B hanya sebagai hunian. Ini pula yang membuat rumah dapat menghidupi dirinya sendiri.
Selain itu, properti juga dapat dijadikan aset. Contohnya, untuk mengajukan kredit ke bank. Hal ini tidak seperti instrumen investasi lain.
Di balik kelebihan-kelebihan investasi properti, ternyata investasi properti juga memiliki beberapa kelemahan. Yang pertama adalah properti tidak likuid. Menjual rumah memerlukan waktu yang tidak singkat, tidak bisa dalam sehari-dua hari.
Namun, kelemahan ini juga yang menjadi kelebihan properti. Contohnya, saat suatu hari membutuhkan uang, rumah tak dijual karena tidak likuid. Hal ini membuat orang mempunyai kreativitas, bagaimana bisa mendapatkan uang tanpa harus menjual rumah. Contohnya, ya dijadikan aset tadi.
Kelemahan investasi properti yang lain adalah keuntungan yang terbatas. Tidak seperti instrumen investasi lain yang dapat untuk 100% setahun, bahkan ada yang sebulan.
Investasi properti juga ditentukan oleh tren layaknya instrumen investasi lainnya. Contohnya, ketergantungan pada kebijakan arah pengembangan wilayah. Dengan demikian, dibutuhkan taktik untuk memilih lokasi yang tepat.
Namun begitu, lokasi bukanlah faktor utama dalam memilih properti, melainkan nilai ekonomi. Saat nilai ekonominya tinggi, harga properti pasti mahal. Contohnya, warung makan yang laris manis, walaupun lokasinya di tempat terpencil.
Yang kedua adalah potensi ekonominya. Walaupun terpencil, bila potensi ekonominya tinggi, harganya pasti mahal. Misalnya, semua lokasi pinggir sungai di Bali harganya pasti mahal karena cocok dibuat vila.
Jadi, saat memilih rumah sebagai investasi, yang perlu diperhatikan adalah, pertama, nilai ekonominya, ke-dua, potensi ekonominya, dan yang ke-tiga adalah lokasi.